rss
twitter
    ''~ Follow my Twitter : @yuriko_yukiro ~''

PENGARUH PENERAPAN ISO 9000:2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG BANDAR LAMPUNG


PENGARUH PENERAPAN ISO 9000:2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (BRI)
CABANG BANDAR LAMPUNG
(TUGAS SEMINAR MANAJEMEN BISNIS )





Oleh:





Nama  :Yuriko Prastiyo
NPM   : 1311011176





  




FAKLTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Permasalahan
Diera globalisasi persaingan antar perusahaan semakin meningkat dalam mencapai keunggulannya. Maka perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan mampu bertahan dalam persaingan. Selain itu, dengan kondisi seperti ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dan memiliki kemampuan bersaing agar dapat menghadapi iklim persaingan tersebut. Kepuasan pelanggan menjadi salah satu faktor yang berperan sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena hal inilah yang akan membuat perusahaan tersebut menjadi semakin besar dan mampu memenangkan setiap pertarungan bisnis. Jika perusahaan tidak mampu untuk memberikan kepuasan pelanggan cepat atau lambat perusahaan akan ditinggalkan oleh pelanggannya.

Demikian juga persaingan yang terjadi di dunia produk maupun jasa. Kualitas produk dan jasa yang bertaraf global dan mampu menciptakan kepuasan pelanggan, menjadi faktor kunci yang sangat penting yang harus selalu dijaga dan ditingkatkan, hal tersebut dilakukan agar usaha dapat lebih bersaing dan menjadi yang terbaik.

Untuk memenuhi hal itu, diperlukan suatu sistem yang standar untuk menjamin kualitas pelayanan. Dunia perbankan pun tidak terlepas dalam persaingan bisnis dan kualitas pelayanan terbaik. Semua itu untuk menjamin kepuasaan pelanggan terhadap layanan jasa yang diberikan. Hal itu dapat dicapai dengan Total Quality Management yang berfokus pada kepuasaan pelanggan dan perbaikan yang terus-menerus.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang telah ditetapkan sebagai standar mutu internasional. Standar ISO 9001 : 2008 adalah persetujuan
terdokumentasi yang berisi spesifikasi dan kriteria lainnya untuk digunakan
secara konsisten sebagai peraturan, petunjuk atau definisi karakteristik untuk
memastikan bahwa material, produk.

PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. adalah perusahaan jasa perbankan milik pemerintah atau disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani jasa perbankan, kredit maupun asuransi. Bank Bri merupakan bank tertuan dan pertama di indonesia yang didirikan 16 Desember 1895. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah.

Dalam hal ini PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk salah satu perbankan yang menerapkan Total Quality Management (TQM) yaitu telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi Lloyd's Register Quality Assurance (LRQA), ISO 9001:2008 untuk Provision of Payment System by RTGS and Clearing, and Remittance, Bank BRI telah menerima lima sertifikasi, yakni untuk proses Produksi Kartu, Penanganan Keluhan Nasabah, Sistem Pembayaran menggunakan RTGS dan Kliring, serta proses pengiriman uang dari Luar negeri atau Remittansi, dan sertifikasi manajemen mutu untuk Proses Audit yang telah diterapkan BRI.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1.        Bagaimana Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung?
2.        Apa saja kendala dan upaya PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung dalam menerapkan ISO 9001:2008?
3.        Bagaimana pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap layanan terhadap nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.        Mengetahui Pelaksanaan ISO 9001:2008 Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung.
2.        Mengetahui kendala dan upaya PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung dalam menerapkan ISO 9001:2008.
3.        mengetahui pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap layanan terhadap nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk  Cabang Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, sebagai pengalaman langsung untuk melihat kenyataan di lapangan dan menambah serta memperluas pengetahuan penulis dalam melaksanakan penelitian.
b. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Bandar Lampung sebagai bahan pertimbangan untuk tercapainya perusahaan yang memiliki daya saing yang tinngi
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan berupa tambahan wawasan atau sumbangan pemikiran mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 bagi masyarakat luas pada umumnya.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Masalah
Agar pelaksanaan dan hasil dari penelitian lebih fokus dan sesuai dengan tujuan, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di perusahaan perbankan transportasi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung.
2. Persyaratan sistem manajemen mutu dalam ISO 9001 : 2008 sebagai standar yang ingin dicapai.
3. Penerapan ISO 9001 : 2008 di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Total Quality Management
Bukti awal menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengadopsi TQM memperoleh keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan yang tidak mengadopsi TQM (Brah et al., 2002; Powell, 1995).TQM didefinisikan sebagai' pendekatan manajemen organisasi, berpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk sukses jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat ' (Slomwi Standard 2005.). Fungsi dari TQM sendiri adalah menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah konsep luar yang meliputi evaluasi yang dirasakan dari produk dan layanan (Leem dan Yoon 2004). Yang artinya memfokuskan TQM untuk memuaskan pelanggan.

Kinerja perusahaan (misalnya Terziovski dan Samson, 1999; Flynn dan Saladin, 2001; Sila dan Ibrahimpour, 2005; Li et al, 2006;. Lakhal et al, 2006.). Sebagian besar peneliti menemukan hubungan positif antara praktek TQM dan kinerja. Secara empiris, ada kurangnya studi yang menguji hubungan antara praktek TQM, keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi dalam literatur.Dan ini akan berdampak pada kepuasan pelanggan.

TQM digunakan sebagai keunggulan bersaing perusahaan. Umumnya, keunggulan kompetitif menunjukkan bahwa setiap organisasi memiliki  kemampuan berikut bila dibandingkan dengan pesaingnya, seperti harga yang lebih rendah, kualitas yang lebih tinggi, tinggi kehandalan, dan waktu pengiriman yang lebih pendek. Kemampuan ini akan meningkatkan kinerja keseluruhan organisasi (Mentzer et al., 2000).

Flynn et al. (1994) mengembangkan instrumen lain untuk menentukan faktor-faktor kritis dari total manajemen mutu. Flynn et al. mengidentifikasi tujuh faktor kualitas. Atas dukungan manajemen, informasi kualitas, proses manajemen, desain produk, manajemen tenaga, keterlibatan pemasok, dan pelanggan keterlibatan. Seperti yangterlihat, instrumen ini sangat mirip dengan instrumen sebelumnya yang dikembangkan oleh Saraph et al. (1989). Flynn et al. (1995) mengukur dampak praktek dan prosedur kualitas total pada kualitas kinerja dan keunggulan kompetitif.

Black dan Porter (1996) juga mengidentifikasi faktor-faktor kritis dari Total Quality Management menggunakan kriteria Malcolm Balridge Award. Mereka mengembangkan 32 item, yang diklasifikasikan ke dalam sepuluh faktor penting.: budaya mutu Perusahaan, Total Quality Management strategis, peningkatan kualitas sistem pengukuran, orang-orang dan manajemen pelanggan, perencanaan kualitas operasional, manajemen eksternal antarmuka, kemitraan pemasok, struktur kerja sama tim, pelanggan orientasi kepuasan, dan komunikasi informasi perbaikan.

2.2 Keunggulan kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah sejauh mana sebuah organisasi mampu mempertahankan pesaing atas pesaingnya (Porter, 1985; Barney 1991). Ini terdiri kemampuan yang memungkinkan organisasi untuk membedakan dirinya dari para pesaingnya dan merupakan hasil dari keputusan manajemen. Literatur empiris telah cukup konsisten dalam mengidentifikasi harga / biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas sebagai kemampuan kompetitif yang penting (Tracey et al., 1999).

Atas dasar literatur sebelumnya, Koufteros dkk. (. Li et al, 2006) menjelaskan suatu kerangka kerja penelitian untuk kemampuan kompetitif dan mendefinisikan lima dimensi berikut: harga yang kompetitif, harga premium, dan nilai kualitas pelanggan, pengiriman diandalkan, dan inovasi produksi. Dimensi ini juga dijelaskan oleh Li et al. (2006). Berdasarkan uraian di atas, keunggulan kompetitif konstruksi menggunakan dalam penelitian ini terdiri dari harga atau biaya, pengiriman ketergantungan, inovasi produk, dan waktu ke pasar.
Al Rfou et al. (2012) mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai kemampuan organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa lebih efektif daripada pesaing,dengan demikian mengalahkan mereka.

2.3 Keunggulan kompetitif dan Total Quality Management
Menurut Porter (1980), dan dikutip oleh et al. (1995) organisasi mencapai keunggulan kompetitif melalui satu kombinasi atau dari tiga pendekatan: diferensiasi, biaya kepemimpinan atau fokus. Menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan membedakan perusahaan mereka di produk atau jasa dari dibandingkan pesaingnya (yaitu membuat produk mereka unik).
Perusahaan menggunakan pendekatan Total Quality Management yang secara bersamaan dapat mencapai tiga strategi kompetitif Porter's. Fokus pada peningkatan kualitas produk dan layanan kepada organisasi saat ini pelanggan(sehingga meningkatkan nilai pelanggan), menyebabkan baik untuk menurunkan biaya produksi (biaya kepemimpinan) yang menghasilkan keuntungan besar dan harga yang lebih rendah, dan diferensiasi (perusahaan produk dan layanan dilihatsebagai memberikan tingkat keandalan, kualitas dan nilai yang lebih tinggi)

Bagaimana orang membuat keunggulan kompetitif? Hari dan Wensley (1988) yang dikutip dalam Hoffman (2000) membedakan antara dua kategoris sumber keunggulan kompetitif: keterampilan unggul, yang "kemampuan khas yang membedakan mereka dari personil perusahaan yang bersaing", dan sumber daya yang unggul, yang "lebih nyata persyaratan untuk keuntungan yang memungkinkan perusahaan untuk latihan kemampuan". Srivastava et al. (1998) percaya bahwa untuk personil untuk menjadi sumber keunggulan kompetitif personil ini harus benar-benar memahami kebutuhan pelanggan dan harus mampu mendorong hubungan bisnis.

Menurut Romero oleh karena itu, masuk akal untuk fokus pada pengembangan keunggulan kompetitif yang didasarkan pada aset tidak berwujud atau kemampuan yang berharga kepada pelanggan. Perusahaan yang sukses dalamm jangka panjang tidak terlepas dari layanan dan produk yang mereka sediakan. Memiliki kepemimpinan yang tidak konvensional dan budaya organisasi adaptif, menjadi sadar lingkungan internal dan eksternal, menjadi salah satu penyedia dibedakan di baik penyedia pasar yang luas atau sempit penting dalam mencapai keunggulan kompetitif.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Lamptey (2009) dan dikutip oleh Andoh (2010) mengungkapkan bahwa di Ghana, beberapa organisasi yang kinerjanya buruk dan akhirnya runtuh karena mereka telah menurunkan manajemen mutu. Sebagian besar organisasi-organisasi ini, khususnya layanan dan manufaktur yang memperlakukan pelanggan seperti pengemis, lupa bahwa dalam bisnis modern ini dunia pelanggan dapat membuat dan unmake sebuah organisasi dan jadi organisasi harus tempat kualitas di atas meja prioritas yang jika mereka ingin mencapai keunggulan kompetitif. Kualitas karyawan adalah elemen yang sangat penting tapi kebanyakan organisasi mengabaikannya. Karena kebanyakan organisasi mengabaikan pelatihan dan pengembangan karyawan mereka, lebih rendah barang yang diproduksi oleh karyawan.

2.4 ISO 9001
ISO adalah Organisasi Internasional Standardisasi. Ini memiliki keanggotaan dari 158 * lembaga standar nasional dari negara besar dan kecil, industri dan berkembang, di seluruh wilayah dunia, ISO mengembangkan standar yang menambah nilai semua jenis operasi bisnis. Mereka berkontribusi untuk penyebaran teknologi dan praktik bisnis yang baik. Mereka mendukung pengembangan, manufaktur dan pasokan lebih efisien, bersih dan aman pada produk dan layanan. Mereka membuat perdagangan antara negara-negara yang lebih mudah dan lebih adil. Standar ISO juga mengamankan pengguna dan konsumen, dan membuat banyak aspek hidup mereka lebih sederhana. ISO mengembangkan standar hanya orang-orang yang yang dibutuhkan oleh pasar.
Pekerjaan ini dilakukan oleh para ahli yang datang dari industri, teknis dan bisnis sektor yang telah meminta standar, dan yang kemudian menempatkan mereka untuk menggunakan. Para ahli ini dapat bergabung dengan orang lain dengan pengetahuan yang relevan, seperti perwakilan dari instansi pemerintah, organisasi konsumen, akademisi dan pengujian laboratorium. Diterbitkan di bawah penunjukan Standar Internasional,

Standar ISO mewakili internasional konsensus tentang keadaan seni dalam teknologi atau praktik yang baik yang bersangkutan. Portofolio ISO lebih dari 17 800 * standar dan dokumen terkait alamat semua tiga dimensi pembangunan berkelanjutan: ekonomi, lingkungan dan sosial.

Aldowaisan dan Youssef (2006), kepentingan dalam sertifikasi ISO 9001 meningkat, dan sertifikasi ini tidak lagi hak istimewa perusahaan multinasional dan perusahaan besar, yang dapat diakses oleh semua perusahaan yang tertarik. Dengan globalisasi dan peningkatan daya saing konsekuen, ada semakin perlu untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan mengenai organisasi bersaing. Dengan demikian, karena kebutuhan ini, SMM menjadi diferensial untuk menjadi kebutuhan wajib. Selain itu, Gómez dkk. (2009) menyatakan bahwa ISO 9001 adalah, antara model SMM, yang paling berpengaruh dan paling diimplementasikan.

Perusahaan yang memberi pentingnya sertifikasi sesuai dengan ISO 9001 menempatkan penekanan lebih besar pada kualitas dan memiliki perspektif yang seimbang pada kualitas internal dan eksternal (Dick et al., 2001). ISO 9001 standar yang diakui untuk sistem mutu; meskipun tidak menjamin kualitas, sertifikasi ISO menjamin konsistensi dalam pelaksanaan prosedur dan mempromosikan kualitas, kehandalan, keberlanjutan dan kepastian, yang penting tidak hanya untuk pelanggan tetapi juga untuk efisiensi perusahaan dan pendapatan (Goodman, 1998).

Lee (1998) menyatakan alasan untuk ISO 9000 sertifikasi sebagai: pelanggan menuntut perusahaan untuk menjadi bersertifikat ISO 9000, perusahaan menganggap bahwa itu harus ISO9000 bersertifikat agar tetap dalam bisnis, perusahaan ingin menggunakan ISO 9000 untuk meningkatkan sistem manajemen.Manfaat standar seragam yang diterima secara global diakui oleh perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia. Manfaat utama yang dialami oleh produsen menerapkan ISO 9000 mencakup peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, efisiensi, kepuasan pelanggan, dan akhirnya
keunggulan kompetitif yang dapat menyebabkan pangsa pasar yang lebih besar (Elmuti, 1996). Terziovski dkk. (1997) menyimpulkan bahwa di mana sertifikasi ISO 9000 diimplementasikan secara efektif, hal itu dapat bertindak sebagai pondasi untuk membangun sebuah organisasi yang berkualitas.

Untuk pelaksanaan ISO, organisasi memuaskan harus berisi persyaratan yang diperlukan yang disajikan di kategori yang berbeda, seperti yang dijelaskan dalam ISO 9001: 2008: Persyaratan Umum (Bagian 4.1); Tanggung Jawab Manajemen (item 5); Manajemen sumber daya (item 6); Realisasi produk (item 7) dan Pengukuran, analisis dan perbaikan (item 8).

2.5 Manfaat dari standar ISO 9001
Banyak sarjana telah menganalisis manfaat dari standar ISO 9001 dalam beberapa dimensi kinerja (misalnya manfaat operasional, hasil pelanggan, dll). Dalam konteks ini, Tabel 1 menunjukkan yang imbalan ini ditangani oleh masing-masing 82 studi diperiksa, diklasifikasikan ke dalam 13 manfaat sebagai berikut:
1.      Pangsa pasar (MS)
2.      Ekspor (EX)
3.      Penjualan dan pertumbuhan penjualan (SG)
4.      Profitabilitas (P)
5.      Peningkatan posisi kompetitif / keunggulan kompetitif (CA)
6.      Peningkatan sistematisasi (meningkat dokumentasi, prosedur kerja, kejelasan kerja, peningkatan tanggung jawab) (S)
7.      Efisiensi (produktivitas, penghematan biaya, pengurangan kesalahan dan pengerjaan ulang, lead time yang lebih pendek, meningkatkan kontrol manajemen) (EF)
8.      Peningkatan kualitas pada produk / layanan (PQ)
9.      Peningkatan gambar (I)
10.  Perbaikan dalam hasil karyawan (motivasi, kepuasan, tim, komunikasi, pengetahuan) (EMP)
11.  Peningkatan kepuasan pelanggan (pengurangan keluhan, dll) (CUS)
12.  Peningkatan hubungan dengan pemasok (SUP)
13.  Peningkatan hubungan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya (STA)

2.6 Prinsip Manajemen Berdasarkan ISO 9001:2008
ISO memperkenalkan 8 prinsip Total Quality Mangement yang dapat digunakan oleh manajemen puncak suatu perusahaan dalam memimpin dan mengelola organisasinya kearah perbaikan kinerja: 
1. Fokus pada pelanggan. 
Organisasi tergantung pada pelanggannya dan oleh karena itu harus memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan untuk masa sekarang dan yang akan datang, memenuhi persyaratan- persyaratan pelanggan, dan berusaha untuk melampaui harapan pelanggan.  
2. Kepemimpinan. 
Sebuah organisasi sangat tergantung kepada para pemimpinnya, oleh karena itu para pemimpin harus menyatukan tujuan dan arah dari organisasinya. Mereka harus menciptakan dan memelihara suatu lingkungan internal, dimana semua orang bisa terlibat penuh dalam  pencapaian sasaran-sasaran organisasi/tujuan organisasi.
3. Keterlibatan semua karyawan. 
Karyawan pada setiap tingkatan adalah inti dari suatu organisasi dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan pemanfaatan kemampuan mereka demi keuntungan organisasi. Apabila keterlibatan Karyawan dalam sebuah organisasi, maka bisa dipastikan sistem Total Quality Management ISO 9001:2008 hanya sekedar dokumentasi aja tanpa adanya "ruh".
4. Pendekatan Proses. 
Suatu hasil yang diharapkan akan dapat dicapai dengan lebih efisien, jika semua kegiatan dan sumber daya terkait dikelola sebagai sebuah proses. Proses adalah suatu aktifitas atau sekumpulan aktifitas yang menggunakan sumber daya-sumber daya (resources) untuk mengubah masukan (input ) menjadi keluaran (output ). Untuk dapat berfungsi secara efektif, suatu organisasi harus mengidentifikasi dan mengelola semua proses yang saling berkait dan  berinteraksi satu sama lainnya didalam organisasi itu. Identifikasi dan pengelolaan secara sistematik proses-proses yang digunakan oleh sebuah organisasi terutama interaksi antar  proses- proses tersebut dikenal sebagai ‘Pendekatan Proses’
5. Pendekatan sistem dalam manajemen. 
Pengenalan, pemahaman dan pengelolaan proses-proses yang saling berkait sebagai sebuah sistem akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian sasaran-sasaran organisasi.
6. Peningkatan berkesinambungan. 
Peningkatan berkesinambungan terhadap kinerja hendaknya menjadi suatu sasaran permanen dari organisasi. Suatu organisasi yang melakukan perbaikan terus menerus terhadap kinerjanya akan mampu bertahan dan berkembang dalam kompetisi pasar global yang selalu  berubah dari waktu ke waktu. Jadi Setiap organisasi harus selalu melakukan peningkatan sistem Total Quality Management ISO 9001:2008 yang telah diimplementasikan. 
7. Pendekatan secara fakta dalam membuat keputusan.
Keputusan-keputusan efektif haruslah didasarkan pada hasil analisa data dan informasi yang aktual (sebenarnya). Terdapat 3 prinsip aktual yaitu: Pergi kelokasi aktual, Melihat hal-hal yang aktual, dan Memperhatikan keadaan-keadaan yang aktual. ‘Lokasi’ aktual bisa berarti area produksi, gudang, kantor, ruang servis, dan lain-lain. ‘Hal-hal’ yang aktual bisa berarti mesin, pekerja, material, produk, pelayanan, dan lain-lain. Sedangkan ‘Keadaan-keadaan’ yang aktual adalah ituasi pada saat kejadian, melihat masalah secara objektif dan menghindari penilaian subjektif. 
8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok. 
Suatu organisasi dan pemasoknya memiliki ketergantungan satu sama lain, dan dengan membangun hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menghasilkan suatu nilai (value). Nilai ini adalah suatu ‘potensi abstrak’ yang dimiliki suatu perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan sejenis. Jika dua  perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis dengan kualitas yang rata-rata sama, dan dengan pelayanan yang sama bahkan dengan harga yang hampir sama, kemudian bersaing dalam memasarkan produknya kepada pelanggan. Maka hanya perusahaan yang memiliki ‘nilai’ yang akan berhasil memenangkan persaingan tersebut.


BAB III
METODE PENELITIAN

1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, dimana data kualitatif dapat berupa data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Tujuan penelitian melalui pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya Orientasi sistem Manajemen, Perilaku Staff, Budaya Organisasi dan Proses Pelayanan dan lain-lainya .

Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang alamiah. Selanjutnya digunakan teknik deskriptif untuk mengetahui dan menggambarkan tentang Pelaksanaan ISO 9001:2008 pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung.

2 Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu tipe penelitian
deskriptif, dimana tipe penelitian deskriptif adalah penyelidikan yang dilakukan
terhadap variabel mandiri atau satu variabel, yaitu tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya. Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberi
gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu tentang. Pelaksanaan International Standard Organisation (ISO) 9001:2008 pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung.

3 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung. Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah karena PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung. menerapkan standar manajemen mutu ISO 9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Tempat penelitian berada di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam Lk I, Rt.005, Bandar Lampung, Lampung. Berdekatan dengan Museum Lampung.

4 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi non angka, seperti data berupa informasi hasil interpretasi, dan hasil wawancara secara lisan maupun tertulis.
2. Data Kuantitatif, yaitu data berupa angka numerik, seperti laporan laporan
     yang berhubungan dengan penulisan ini.
b. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data hasil wawancara secara langsung kepada Karyawan dan pimpinan.
2. Data Sekunder, yaitu data-data pendukung lain yang dapat mendukung data primer untuk kelanjutan penelitian.

5 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum mengumpulkan data, perlu diketahui jenis dan sumber data yang
digunakan pada penelitian ini. Jenis dan sumber data yang digunakan ada dua,
data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
kemudian diamati, dan dicatat oleh penulis. Data primer merupakan data utama
yang kemudian akan diolah dan menghasilkan jawaban penelitian. Data Primer
tersebut adalah:
a)        Wawancara Mendalam
b)        Observasi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah dokumen yang sudah ada sebelum dan ketika penelitian dilakukan, data sekunder pada penelitian ini adalah:
1. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data yang dapat menunjang data primer ini didapat dari karyawan dan nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Cabang Bandar Lampung Sejarah, Struktur Organisasi dan dokumentasi lainnya
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana
dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan, tabel, karya tulis ilmiah maupun dokumen peraturan pemerintah dan undang-undang yang telah tersedia yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.

Artikel lain yang berkaitan disini


If You Like This Post, Share it With Your Friends

0 komentar:

Post a Comment

 
Blogger Templates