rss
twitter
    ''~ Follow my Twitter : @yuriko_yukiro ~''

CINTA AL-QURAN DONG

Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (al-Qur’an), dan Kami-lah yang akan menjaganya. (QS. Al-Hijr: 9).

Allah sendiri yang telah menjanjikan untuk menjaga keaslian nya dan keontetikannya. Ketika di awal- datangnya Islam, al-Qur’an tercecer di pelepah kurma, bebatuan dan kemudian dikumpulkan menjadi satu mushaf melalui para penghafal al-Qur’an.Dalam sejarah  Islam, al-Qur’an dikumpulkan pertama kali pada masa khalifah Abu Bakar as-Shiddiq r.a. Proses pengumpulan tersebut dilatarbelakangi banyaknya para huffadz yang mati syahid pada perang Yamamah ketika pasukan Abu Bakar yang dipimpin oleh Khalid bin Walid berperang melawan orang-orang yang murtad. Saat itu orang-orang murtad dipimpin oleh seorang pendusta besar Musailamah al-Kadzdzab.

Umar bin Khattab kemudian mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar agar al-Qur’an segera dikumpulkan dalam kitab Induk. Awalnya, Abu Bakar menolak usulan Umar karena perkara tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, atas desakan Umar akhirnya Abu Bakar dibuka hatinya oleh Allah SWT untuk menerima pendapat Umar. Kemudian Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk melakukan tugas yang berat tersebut.

Proses pengumpulan al-Qur’an dilakukan dengan sangat hati-hati oleh Zaid bin Tsabit. Dalam buku Ensiklopedi Sejarah Islam dijelaskan, bahwa Zaid mensyaratkan dua hal dalam mengumpulkan al-Qur’an. Pertama, hafalan para sahabat harus memiliki bukti catatan al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW. Kedua, ada 2 saksi yang bersaksi bahwa mereka melihat catatan tersebut pada masa Rasulullah SAW dan mereka melihat Rasulullah SAW mendektikannya (Tim Riset Mesir, 2013; 74).

Setelah Abu Bakar wafat, mushaf yang ada kemudian disimpan oleh khalifah berikutnya Umar bin Khattab. Hingga akhirnya mushaf al-Qur’an yang ada disempurnakan pada masa khalifah Utsman bin Affan, yang sekarang dikenal dengan Mushaf Utsmani.Rasulullah SAW juga telah memberikan penghargaan khusus bagi para penghafal al-Qur’an. Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal al-Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada’ Uhud yang hafizh Al Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. 
“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah SAW telah mengutus sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada sahabat yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Sahabat itu menjawab, “benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)
Selain itu, karena hafalannya juga maka para penghafal al-Qur’an adalah orang pertama yang berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda:
 “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
“Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Thabrani)
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa mereka akan selalu diberi rahmat dan rezeki  oleh Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir: 29-30).
Syed Qutub mempersoalkan kenapa generasi terbaik Islam tidak muncul pada hari ini?, sedangkan Al-Quran dan hadis masih berada di tangan umat Islam dan ianya tetap terpelihara seperti zaman sebelumnya?.
Beliau memberikan jawapan bahawa generasi Al-Quran hanya akan dapat dilahirkan kembali apabila umat Islam memiliki dan melaksanakan tiga langkah seperti yang dilakukan oleh Nabi dan di kalangan generasi sahabat terdahulu. Langkah-langkah tersebut ialah:

  • Pertama : Umat Islam perlu mencintai Al-Quran dan menjadikannya sebagai satu-satunya sumber rujukan dalam kehidupan. Ini bermakna, Al-Quran harus ditanam dalam hati dan fikiran, serta menjadi roh dalam setiap nafas kehidupan.
  • Kedua : Umat Islam hendaklah memiliki ketaatan yang tidak berbelah bagi terhadap perintah-perintah Allah dalam Al-Quran. Al-Quran mestilah dipelajari tidak hanya untuk menjadi bahan kajian dan diperdengarkan bacaan semata-mata, tetapi benar-benar untuk dilaksanakan. Syed Qutub menjelaskan, Al-Quran perlu disatukan dalam jiwa raga umat Islam dan digunakan dalam kehidupan mereka. Al-Quran tidak sepatutnya hanya tersimpan dalam karya-karya ilmiah semata-mata, tetapi ia mesti difahami dan diamalkan.
  • Ketiga : Syed Qutub turut menegaskan bahawa umat Islam hendaklah meninggalkan jahiliah moden termasuk cara hidup serta pemikirannya.
“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku (agama Islam) yang lurus, maka hendaklah kamu menurutnya; dan janganlah kamu menurut jalan-jalan (yang lain daripada Islam), kerana jalan-jalan (yang lain itu) memisahkan kamu daripada jalan Allah, itulah yang diperintahkan oleh Allah kepada kamu, mudah-mudahana kamu bertaqwa”.(Al-An’am :153)
Setelah membaca uraian di atas mestinya hati kita tergerak untuk mencintai Al-quran dan yang pasti mengamalkannya.ada beberapa tips untuk memulai dulu mencintainya.

  • Banyak membaca buku tentang keutamaan Al-Quran
  • Berkumpul dengan komunitas cinta Al-quran bukan komunitas begajulan
  • Memulai mengamalkan Al-quran
  • Belajar Tahsin pastinya
  • Berani menghapus mp3 lagu-laguan diganti murrotal quran, berani ndak?
  • Terakhir berani untuk mulai menghapalkannya, karna terdapat keutamaan di dalamnya.
Semoga apa yang ada di dalam nya menuai manfaat untuk semuanya.

If You Like This Post, Share it With Your Friends

0 komentar:

Post a Comment

 
Blogger Templates