Untukmu sahabatku yang mungkin tersakiti.

Sahabatku bukan aku melupakkanmu, sungguh jiwa selalu merindukanmu.
Sahabatku engkau yang dulu selalu bersamaku, saling menaut hati, saling menyandar bahu dan saling berbagi keheningan.
Untukmu yang membaca ini mungkin saja itu kau namun bisa jadi bukan.
Maafkan aku, bukan ku menghianatimu namun aku tak bisa menolak keadaan itu.

Masih ingatkah saat kita membersihkan tempat ibadah ini bersama.
kita makan sama rasa, minumpun satu rupa.

Kita tidur ditempat itu yang lebih layak di sebut gudang, masih ingatkah kau.
aku tak pernah melupakan masa masa itu, ku yakin kau pun begitu.

Masih ingatkah setiap setelah sholat subuh kita memasak bersama apapun itu masakannya.
walaupun kita sering tak saling bicara, saling menatap sayu tak kejengkelanku.
namun ku yakin hati kita saling berbisik bahwa kau lah sahabat yang tercipta dari kepingan sayap malaikat.
dan kaulah sahabat yang tanpa pamrih memberi selalu.

Mungkin saat ini hubungan kita yang sedikit merenggang.
entahlah, aku tak tau apa yang kau rasakan.
mungkin jika aku menjadi mu, aku akan pergi jauh dari kehidupan ku dan membakar setiap kenangan manis itu.
namun satu yang ingin ku katakan, aku tetap yuriko yang dulu yang selalu ingin di sampingmu.
Aku ingin engkau yang berada diposisiku.
sungguh andaikan jabatan ini yang memisahkan kita aku tak sedikitpun menginginkanmu.
kaulah yang pantas, bahkan akupun tak sedikitpun menandingi kemapuan mu.

Sahabatku malam ini aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, aku merindu masa itu.
saat tak ada jarak antara kita, saat mentari pagi merekah kita pandang bersama.
saat senja menyapa kau selalu dalam pandanganmu.
merengkuh mimpi ini menjadi nyata.
semoga kau membaca tulisanku <aku ingin seperti yang dulu>
ditulis di mushalla tarbiyah, dalam hati yang sangat merindu.

If You Like This Post, Share it With Your Friends